top of page

FITRAPEDIA

  • Ahmad Arli Hikmawan

Pesan Nur Muhammad

Mohon maaf bu ririn, sebelumnya saya sempat berspekulasi tentang hal Yang bu ririn sampaikan Di video ini, apakah itu merupan pesan dari mereka ? Atau kehendak saya Yang mau berfikir tentang hal ini ?

Terimakasih

 

Salam. Arli di sini. Bu Ririn tidak ikut berkomunikasi di sini.

Hal tersebut bukanlah hal yang aneh. Kelima Nur Muhammad, dengan perannya masing-masing, telah menyediakan sarana atau lewatan bagi setiap individu manusia agar bisa mendapatkan 'inspirasi' yang berpotensi mengarahkan kita ke jalan yang lurus. Misalnya, lewat film, buku, game, kejadian-kejadian di sekitar kita, sesuai dengan keahlian mereka masing-masing. Sebagaimana yang sudah dibahas di video-video sebelumnya.

Jadi jika pertanyaannya apakah ini pesan dari mereka? Iya. Tidak salah. Tetapi lebih berupa pesan kepada semua umat manusia yang mau melihat dan mendengarkan dengan fitrahnya, bukan spesifik individu manusia tertentu.

Oleh karena itu, yang menjadi masalah bukanlah apakah ini dari mereka atau tidak, sebab jika runtun lagi ke awal, semua ilmu juga pasti masih berhubungan dengan mereka, apapun itu ilmu kebaikannya. Pertanyaannya adalah: "apakah kita mampu menerima dan menindaklanjuti informasi tersebut dengan hati yang dikendalikan fitrah dan dibimbing Malaikat Muqorrobin? Ataukah nafsu rasa aku, rasa suci, dan rasa minta puji justru membiaskan informasi yang Anda dapatkan lewat inspirasi tersebut?

Sebagai contoh: Perkara Iblis (Ifrit) sebagai penguji ini memang bukanlah hal yang benar-benar baru. Ada banyak juga ilmu kebaikan di luar sana, yang memiliki argumentasi serupa, meskipun tidak sedalam ini, sehakikat ini. Permasalahannya adalah: apa yang akan kita lakukan dengan informasi tersebut? Kalau kita langsung menganggap bahwa apapun itu yang dilakukan Iblis berarti benar, atau berarti kita harus mendukung apapun itu yang Iblis lakukan, ini jelas sudah salah kaprah. Fungsi dan tujuan "Sang Penguji" adalah mendorong dan memaksa kita untuk bercermin, misalnya dengan menjadi peran antagonis: dengan menggoda, dengan menawarkan perjanjian, dan seterusnya sebagaimana diceritakan dalam berbagai ilmu kebaikan. Sebab manusia itu memiliki kecenderungan setan di dalam dirinya sendiri yang harus kita lawan. Dengan bercermin, dan melihat ke dalam diri kita sendiri, kita bisa mengenali kapan pengaruh Nafsu tersebut muncul dan bisa segera kita kendalikan. Singkatnya begitu.

Sudah kebayang? Semoga sudah cukup jelas.

-arli

bottom of page