Alhamdulillah untuk segmen ini.
Izin curhat y mas Arli & teman2.
Kebetulan pernah juga muncul pertanyaan ketika sampai pd ujian sprti ini.
ketika sy mulai berkaca, sy ada kebingungan kira2 sy di posisi Gugun yg no. Brp..
Kyk.ny sih mirip2 sprt no. 3 .. kyk.ny ya. Kalo sy gk gagal paham.
Dg kasus sprt ini:
1. Saya ada kontra prinsip dg kedua org tua sya.
2. Sy tdk melawan/menolak atas jalan dr org tua saya
3. Sy tdk juga menerima/mendukungny
.
Trlebih dr itu masalahnya trnyata bgini
.
Krn saya merasa punya jalan a/ prinsip sendiri brdasarkan kebenaran sy sendiri.. timbullah pertanyaan seperti ini:
1. apakah prinsip/jalan saya sdh berdasarkan jalan kpd Allah yg sebenarnya atau blm?
Mengingat sy jg punya jln pikir sendiri.
Soalnya orang tua sy itu "orak cetho" gtu, jka dilihat dlm prespektif sesama manusia. terkadang iki ngawur, sangat tega, trkafang jga ramah lingkungan. Pokoknya mbulet angel deh.
Masalahnya saya hnya sulit mngambil posisi kedua konsep rel alif lam mim.nya ..
dg kesimpulan masalah yg muncul seperti saya ditimpa keraguan dg amat sangat(belum yakin sepenuhnya) atas tindakan sy sendiri..
1. Mau asal nurut sma org tua rasanya ga betah
2. Mau asal melawan juga takutnya mlh jadi pembelot nantinya
.
Yah begitu lah minta doanya aja supaya saya diberinya kelancaran dan kekuatan dlm segala hal yg akan sy hadapi kedepannya.
Salam.
Kasus 4, 5, 6 di sini (QA12: Ciri-ciri 7 Status: Ciptaan Ilahi) cuma contoh ekstrim dari masing-masing Sinkronisasi Kodrat Internal yang berbeda. Itu berarti dalam dunia nyata seringkali posisinya akan berada di tengah-tengah antara ketiga contoh tersebut. Dan ceritanya tentu lebih rumit. Jadi tidak perlu dipikirkan Anda masuk yang mana.
Kunci utamanya adalah kemampuan melaksanakan Sadar, Tabah, dan Sabar dengan niat karena Allah semata. Kalau Anda masih nggak betah, dan/atau takut menjadi pembelot dan bingung apakah sudah berada di jalan yang lurus atau belum, yang perlu Anda lakukan adalah meningkatkan Kesadaran dan memelihara Ketabahan, sehingga pada suatu titik Anda akan mencapai Kesabaran. Apa itu Kesabaran dalam konteks ini? Anda nggak akan bingung dengan posisi Anda sebagai anak yang berbeda dengan orangtua dan posisi Anda sebagai manusia yang unik di hadapan Allah. Tetapi ya itu, untuk mencapai ini nggak singkat waktunya. Anda harus terus menggali pertanyaan-pertanyaan yang Anda tulis di atas terus-menerus tanpa menyerah.
Yang jelas:
1. Permasalahan ini merupakan sesuatu yang rata-rata manusia nggak bisa lulus bahkan sampai akhir hidupnya. Oleh karena itu, nggak usah buru-buru untuk mencari solusi. Apalagi mengharapkan saya bisa kasih solusi di sini. Kalau Anda terus berusaha menggali kesadaran, berusaha memahami kondisi Kodrat Internal, Kodrat Eksternal, dan Irodat orang tua Anda selama ini, sembari membandingkannya dengan diri Anda sendiri, membandingkannya dengan orang lain, Anda akan paham suatu saat nanti. Setelah Anda paham, Anda nggak akan kebingungan bagaimana harus bersikap.
2. Kebingungan itu wajar. Kita semua juga bingung kalau sedang berada di tengah-tengah ujian kehidupan. Kasus nomor 6 Gugun ini merupakan contoh ekstrim ketika Gugun-nya udah mencapai level 1-14. Kalau seumur segitu udah bisa mencapai tingkatan ini, kemungkinan karena memang dulu udah pernah hidup dan keikhlasannya cukup tinggi. Jadi, nggak usah khawatir kalau belum mencapai posisi Gugun 6 sekarang.
Singkatnya, Anda nggak perlu pusing dan terburu-buru untuk mencari jawaban instan untuk mencapai ketenangan hati dengan terlalu berpikir terlalu jauh ke depan. Apalagi membandingkannya dengan Gugun Kasus 6. Perhatikan aja satu per satu langkah ke depan. Pastikan Anda mampu lakukan semua itu dengan hati sebersih yang Anda bisa dari nafsu . Kalau bisa konsisten begini terus hingga cukup waktu: entah itu 1 tahun, 5 tahun atau 10 tahun lagi, Anda akan mencapai tingkatan Sabar kok dalam ujian kehidupan ini. Anda akan paham ayat-ayat Allah yang tersirat dari ujian yang dilewatkan melalui orangtua Anda ini apa sebenarnya.
Semoga cukup jelas.
-arli
Kommentarer