top of page

FITRAPEDIA

  • Ahmad Arli Hikmawan

Bagaimana Menyampaikan Kesalahan Penafsiran?

jika kesalahan dalam menafsirkan petunjuk itu berasal dari ke empat Muhammad sendiri maka bagaimana menyampaikan pada umat sekarang jika kesalahan tafsir tersebut digunakan sebagai dasar dasar pembenaran yang seolah tidak boleh dibantah. kalau maksud quran yang dijelaskan lewat "hadits" tetapi yang dimaksud YMK melalui Beliau Jibril tidak seperti itu


 

Salam.Pertanyaan yang bagus, tetapi jawabannya sebenarnya sudah terkandung dalam berbagai pembahasan yang telah disampaikan di video-video yang lain. Saya akan mencoba meringkasnya dengan singkat di sini.

1. Di zaman kebenaran, rasulnya adalah Malaikat Muqorrobin yang membimbing manusia dari dalam. Apa artinya? Artinya Anda tidak perlu berpikir dengan detil apa jawaban dari pertanyaan Anda tersebut, "bagaimana menyampaikan pada umat", selain dari kenyataan bahwa Anda cukup membuat diri Anda sendiri menjadi BENAR, bukan orang lain. Akan lebih bermanfaat buat Anda, untuk mengetahui bagaimana menyikapi orang-orang semacam itu dengan menggunakan fitrah, memahami mengapa mereka bisa ngotot seperti itu sehingga bisa menyikapinya dengan kesadaran, ketabahan, dan kesabaran, daripada memikirkan bagaimana menyampaikannya kepada mereka supaya mereka MENGERTI. Mengapa? Ya, seperti yang sudah dibahas sebelumnya mengenai tiga titik pembiasan nafsu.

2. Selanjutnya. Katakanlah Anda sudah mengikhlaskan kenyataan bahwa Anda tidak bisa dan tidak akan pernah bisa membuka pintu hati orang lain; bolehkah mengetahui bagaimana MM membimbing manusia? Ya. MM membimbing manusia berkolaborasi dengan roh-roh yang bergentayangan dan nyangkut di sini; "mereka yang nggak kelihatan", Bu Ririn menyebutnya. Mengapa? Supaya mereka bisa menebus dosa selama menjadi roh selama ini, menyesatkan manusia selama ini, meskipun "niat mereka baik". Bagaimana kolaborasinya? Katakanlah pengaruh nafsu di dunia ini adalah kotoran di lantai. Roh-roh tersebut bertugas sebagai sapu, yang akan mengarahkan debu-debu di lantai, dan mengumpulkannya dalam situasi yang "genting". Setelah mengarahkannya ke satu tempat, baru MM akan menyediakan pengki di dekatnya. Nah, mereka yang nggak kelihatan itu, dengan cara mereka sendiri-sendiri akan menyapu kotoran tadi agar naik ke pengki. Berulang-ulang, kadang perlahan kadang cepat, sampai semua kotoran tersebut sudah naik ke dalam pengki. Setelah itu, MM baru memberikan ilmunya kepada manusia di dalam pengki tersebut, membersihkannya dari dalam. Kebayang?

3. Terus kenapa memangnya? Ya, Anda sebenarnya sebagai manusia juga bisa memilih, mau menjadi sapu atau pengkinya dalam kehidupan ini. Kalau menjadi sapu, bisa rugi besar, sebab pekerjaan ini secara otomatis dilakukan oleh manusia-manusia yang dikendalikan nafsu. Mereka otomatis akan menjadi "tokoh antagonis" bagi orang-orang yang mereka tindas. Sebaliknya, kalau menjadi pengki, juga sama sebenarnya, susah juga, sebab Anda harus memastikan diri Anda sendiri sudah bersih dari kotoran. Kalau nggak akibatnya Anda malah menjadikan ruangan tersebut semakin kotor, bukannya bersih.

4. Intinya, proses ini tidak bisa disamakan dengan zaman dahulu, dengan cara konvensional, dengan cara "dakwah" seperti biasa. BEDA. Setiap individu manusia akan mengalami kejadian konkrit yang berbeda-beda, yang unik, tergantung dari rentang kodrat-irodat kita semua masing-masing. Suatu kejadian yang sangat berarti bagi satu individu manusia, bisa jadi nggak ada artinya apa-apa bagi manusia yang lain. Oleh karena itulah, akan lebih bermanfaat buat Anda untuk memastikan diri Anda sudah mencapai tingkatan tertinggi dahulu secara pribadi, sebelum memikirkan orang lain. Nanti, jika Anda sudah sampai titik tertentu, sudah menjadi manusia dikehendaki, otomatis Anda akan diarahkan (dijadikan lewatan) untuk menjadi sapu, tetapi karena manfaat, karena fitrah bukan nafsu; atau sebaliknya menjadi pengki, bagi orang-orang yang berada di sekitar Anda. Tapi ya itu, untuk mencapai titik ini tidaklah mudah, dan tidak pula cepat. Delapan fondasi ilmu kebenaran itu harus sudah menyatu dalam setiap tindakan Anda.

Kurang lebih begitu informasi yang bisa saya sampaikan saat ini. Semoga cukup jelas. -arli

bottom of page