Salam bang arly,, apa yang di maksud mengenal diri, mohon pencerahannya
Salam. Semoga penjelasan ini dapat diterima fitrah, bukan nafsu. Manusia itu terdiri dari 7 lapisan: fitrah, hati, nafsu, rasa, akal, pikir, dan jasmani luar. Komposisi dari masing-masing 7 lapisan tersebut dalam setiap individu manusia berbeda-beda. Fitrah misalnya, bisa terdiri dari berbagai persentase Ifrit, Khidir, Adam, atau Eva. Nafsu bisa terdiri dari rasa aku, rasa suci, dan rasa minta puji. Begitu juga dengan lapisan rasa, akal, pikir, dan jasmani luar. 1. Mengenal diri dalam konteks yang saya maksud adalah mengetahui bagaimana kondisi kita berkenaan dengan semua attribut tersebut. Misalnya, di antara keempat fitrah tersebut, yang manakah yang paling banyak mempengaruhi karakter kita. Di antara ketiga nafsu tersebut, yang manakah yang paling besar dalam setiap ujian kehidupan yang berbeda. Begitu juga dengan lapisan-lapisan yang lain. 2. Mengenal diri juga termasuk mempertimbangkan segala sesuatu dalam kehidupan kita, termasuk atribut-atribut di atas, kemudian mengklasifikasikannya dalam kodrat atau irodat. Apakah kita pintar karena berusaha? Atau karena beruntung? Seberapa besar usaha kita untuk pintar yang bersih dari pengaruh nafsu dan seberapa besar yang sudah terkotori? Apakah irodat saya sudah cukup besar untuk kondisi kodrat saya sekarang ini? Dan begitu seterusnya. 3. Mengenal diri juga berarti mempertanyakan setiap motivasi kita dalam melakukan segala sesuatu, apakah ini asalnya dari fitrah atau nafsu? Jika berasal dari fitrah, di manakah letak pengaruh nafsunya (karena pasti ada minimal 10%, nggak mungkin murni fitrah)? Jika berasal dari nafsu, di manakah titik yang bisa saya belokkan sehingga bisa berubah menjadi wujud kasih sayang, menjadi fitrah justru, di manakah saya bisa menghasilkan manfaat buat diri sendiri, orang lain, lahir, dan batin? Dan masih banyak lagi variasinya, tergantung dilihat dari perspektif manusia mana atau keilmuan yang berbeda-beda. Intinya, jika hal-hal semacam di atas ini kita lakukan setiap hari, cepat atau lambat kita akan mendapatkan gambaran yang lengkap mengenai karakter kita seorang manusia. "Pengetahuan akan diri sendiri" seperti ini akan memperbesar peluang kita untuk lulus dengan nilai yang memuaskan dalam ujian kehidupan. Hal itu karena sebelum ujian tiba, kita sudah mulai memperkirakan ujian apa yang akan diberikan oleh Allah. Pada suatu titik, bahkan Anda bisa tahu ujian yang akan datang dalam persimpangan kehidupan sehingga tidak menjadi masalah apapun pilihan yang akan Anda ambil. Tentunya hal ini lebih mudah diucapkan daripada dilaksanakan dan butuh waktu yang cukup lama. Tetapi jika sudah berhasil mempraktekkannya terus-menerus, hal-hal yang saya sebutkan di atas akan menjadi refleks justru sehingga tanpa perlu berpikir secara aktif, otomatis terus kita lakukan tanpa sadar. Itu penjelasan jasmaninya. Kalau penjelasan rohaninya, manusia yang melakukan langkah-langkah di atas sebenarnya memang sedang mendapatkan bimbingan dari Malaikat Muqorrobin. Dan ketika hal itu sudah menjadi refleks, ia dan MM-nya sudah memiliki tingkat sinkronisasi yang cukup tinggi. Kurang lebih begitu. Semoga cukup jelas.