top of page

FITRAPEDIA

Ahmad Arli Hikmawan

Tentang Sakaratul Maut & Deja Vu

Assalamu'alaikum bang.. 1. Saya mohon penjelasan lebih Lanjut ttg sakaratul maut, menurut beberapa Riwayat yg saya dengar mengatakan bahwa org kafir akan merasakan sakaratul maut yg menyakitkan seperti dikuliti dll & org shaleh yg beriman sakaratul maut nya bagaikan menarik helai rambut di dalam terigu. Apakah itu hanya strategi nya Nur Muhammad?? Bagaimana menurut ilmu kebenaran? 2. Saya beberapa kali sering merasa apa yg saya lakukan itu dèja vu, apakah itu merupakan pengalaman saya yg di kehidupan sebelum nya? Mengingat Karena kelahiran saya yg setelah tahun 1999 (semoga pertanyaan saya tdk tercampur nafsu)

 

Salam. Saya akan mencoba menjawab berdasarkan pemahaman yang saya miliki. Tolong tetap disaring dengan hati yang fitrah. 1. Iya. Banyak sekali faktor yang menjadikan proses kematian itu bervariasi. Yang saya tahu, mereka yang berurusan dengan roh mati dalam kehidupannya, entah itu bekerja sama, bikin perjanjian, ditempeli, diikuti, dan lainnya, memang cenderung lebih menderita dalam proses menjelang kematiannya. Tetapi bukan berarti semua manusia yang menderita itu karena pengaruh roh ya. Dan sebaliknya, kalau nggak terlihat menderita udah pasti besar ibadahnya selama hidup. Jangan salah. Yang saya pernah dijelaskan oleh Bu Ririn, kasusnya seperti ini. Ada manusia yang hidupnya mengejar kesaktian. Karena itu dia belajar kesana-kemari, bikin perjanjian di sana dan di sini. Saat mati, roh-roh yang memiliki perjanjian dengan orang ini berebutan. Masing-masing merasa berhak atas roh sang manusia. Masing-masing merasa paling berjasa dalam menyokonng kehidupannya. Yaa.. manusianya, kasarnya, ibarat boneka yang tangan kirinya ditarik ke barat, tangan kanannya ditarik ke timur, kakinya ditarik ke selatan, dan kepalanya ditarik ke utara. Sakit. Banget. 2. Belum tentu. Bisa jadi memory tersebut berasal dari roh yang mengikuti/menempel diri Anda. Saran saya, tidak usah terlalu dipikirkan. Mau reinkarnasi atau bukan, tetap saja apa yang harus kita semua lakukan tidak berubah: berusaha sekolah setinggi-tingginya dalam kehidupan ini. Titik.

bottom of page