Salam ayat tersirat... Mas mau tanya mengapa hantu bentuk nya beda2 dan seram? Apakah mereka pernah jadi manusia? Lalu apa yg menyebabkan bentuk mereka seperti A atau seperti B, contoh genderuwo... terus mengapa manusia/saya replek takut sama hantu? Hehe... bingung mas...
Salam. Sejujurnya, saya sendiri nggak pernah lihat karena saya bukanlah seseorang yang punya koneksi ke alam gaib. Jadi, jawaban di bawah ini tolong dikunyah terlebih dahulu, jangan langsung dicerna. Sebab isinya ibarat orang buta dari lahir yang disuruh mendeskripsikan konsep bernama warna. Satu-satunya alasan bagi saya untuk tahu hanyalah karena sering bergaul dengan teman-teman yang nggak buta, dan karena mereka sering cerita ke saya warna-warni yang menghiasi segala benda yang bisa saya sentuh. Berikut ini adalah poin-poin yang penting berkenaan dengan pertanyaan Anda: 1. Bu Ririn bilang pada awal-awal dia berurusan dengan makhluk-makhluk gaib, para Siluman terutama, mereka sering menampilkan diri mereka dengan wujud yang mengerikan. Kemudian seiring dengan waktu, tren tersebut berubah. Dan pada akhirnya bahkan, roh yang sama selalu menampilkan diri secantik atau seganteng mungkin, serapi atau senormal mungkin. Terus kenapa? Ya, berarti minimal sebagian dari mereka bisa mengubah-ubah penampilannya sesuai kebutuhan dan keinginan. 2. Bu Ririn bilang sebagian besar dari roh-roh tersebut memiliki penampilan jelek/abnormal akibat berurusan dengan ilmu kesaktian. Saya sih nggak tahu juga detilnya. Tebakan saya mungkin berkenaan dengan kenyataan bahwa ilmu-ilmu kesaktian dari Khidir dan Ifrit (terutama), sudah dimodifikasi bermacam-macam caranya. Cara membayangkan dengan mudah: ibarat Anda seorang atlet yang ingin juara Olimpiade deh. Tetapi nggak ada peraturan gimana caranya untuk menang. Kalau begini kan segala cara akan dilakukan supaya bisa menang? Doping? Yuk. Akibatnya mereka jadi ketagihan ilmu kesaktian. Operasi plastik, atau ganti kaki dan tangan dengan robot? Mari! Apa akibatnya? Ya pada suatu titik mereka udah nggak berperilaku dan kelihatan kayak manusia lagi. 3. Sayangnya ada juga kemungkinan mereka cuma menjadi korban ilmu-ilmu kesaktian orang lain juga. Artinya, mereka sendiri secara pribadi nggak memilih untuk mengejarnya. Apes aja. Contoh gampang perumpamaannya? Ya, bayangin Anda orang miskin yang diambil organnya supaya bisa dipake orang kaya yang mampu beli atau mampu merebut dari Anda. Sedih banget ya? 4. Satu hal yang saya temukan menarik lainnya adalah, wujud dari berbagai macam roh-roh yang udah "termutilasi" tersebut, gambarannya serupa dengan yang saya temukan di literatur-literatur fiksi, lho! Maksudnya? Saya kan kadang-kadang suka baca Manga, komik Jepang. Jadi tahu juga sedikit-sedikit tentang mitos setempat di sana. Lucunya deskripsi Bu Ririn mengenai roh-roh yang ia lihat pas ke sana itu mirip dengan ilustrasi di komik-komik tersebut. Misalnya, roh berbentuk wanita yang lehernya panjang, siluman gagak yang katanya paling sering muncul di sana sebagai "penjaga", yang satu tahunya merupakan anak buah Tengu dalam mitos Jepang, kemudian ada juga makhluk yang wujudnya cuma kaki doang, tapi ukurannya besar, dan berbagai macam yang lain, saya lupa. Bu Ririn menceritakan betapa menyeramkannya bentuk-bentuk roh tersebut, terutama ketika sedang menginap di dekat Gunung Fuji. Dan ini bukan cuma berlaku di Jepang. Di tempat-tempat lain yang pernah didatangi Bu Ririn juga beda-beda lagi bentuknya, dan sebagian mirip dengan mitos dan tahayul setempat. Terus kenapa? Ya, mungkin mitos-mitos dan tahayul tersebut ada karena memang begitu kenyataannya. Entahlah, saya sendiri mana mungkin bisa memastikannya sendiri. Nah, berlanjut ke pertanyaannya, mengapa Anda takut? Ya, mana saya tahu. Kan Anda yang takut, bukan saya. Tetapi, kalau Anda benar-benar serius bertanya dan saya diperbolehkan untuk tebak-tebakan, salah satu kemungkinannya adalah karena Anda TIDAK TAHU, atau TIDAK MENGERTI. Manusia, pada dasarnya kan, memang secara refleks akan merasa takut kepada hal-hal yang tidak mereka pahami, hal-hal yang misterius, dan juga hal-hal yang tidak normal: wujud roh-roh yang udah termutilasi tersebut salah satu contohnya. Apalagi karena dalam budaya manusia dari dulu sampai zaman sekarang, literatur dari dulu sampai sekarang (termasuk film), makhluk-makhluk tersebut hampir nggak pernah mendapatkan peran protagonis. Mereka seringkali jadi antagonis dalam cerita-cerita. Jadi ya wajar Anda jadi takut. 1. Udah nggak ngerti apa-apa 2. Ditakut-takutin lagi. Apa boleh buat. Pertanyaan berikutnya adalah apakah lebih bermanfaat bagi Anda untuk takut atau untuk tidak takut? Itu pertanyaan yang harus Anda pikirkan sendiri jawabannya. Minimal Anda sekarang dapat tambahan info, salah satu alasan mengapa mereka menjadi seperti itu. Dan terakhir, ketahuilah bahwa Anda juga memiliki kemungkinan bernasib sama dengan mereka jika Anda mengambil keputusan untuk mengejar ilmu kesaktian, entah ketika sekarang masih hidup atau nanti setelah mati. Kurang lebih begitu, semoga bermanfaat.
salam bang... itu yg poin 3, yg apes gimana bang? Kan allah maha adil, apa gk dilindungi? Gimana nasib dia? Bagai mana cara kita menghindar dari ke apesan tersebut? Terus apa konsekuensi dari roh yg menyalahgunakan wewenang pada manusia tsb?
Sama dengan perumpamaan di poin tersebut. Gimana caranya supaya Anda nggak miskin sehingga nggak harus jual organ tubuh cuma untuk bisa makan? Gimana caranya Anda nggak menjadi korban kejahatan penculikan dan pencurian organ? Banyak sekali jawabannya. Banyak sekali irodat yang bisa dilakukan manusia berkenaan dengan pertanyaan tersebut, yang ujung-ujungnya, kasarnya ya, adalah jangan mengambil keputusan yang salah. Tetapi kembali lagi, nggak semua keputusan itu kita yang ngambil. Makanya saya bilang apes. Nah, untungnya Allah Maha Adil dan Maha Mengetahui. Jadi jika Anda tersebut memang murni (100%) merupakan korban, ya Anda nggak bakalan diminta pertanggungjawaban di hadapan YME sama sekali. Jika keadaan Anda tersebut karena 90% korban dan 10% karena kendali nafsu, ya Anda cuma akan bertanggung jawab terhadap 10% tersebut. Dan jika keapesan Anda tersebut 50% korban dan 50% kendali nafsu, juga sama, pertanggungjawabannya 50%. Ini balik lagi ke pembahasan kita mengenai Kodrat dan Irodat. Jika keadaan tersebut karena memang Anda nggak berdaya, murni menerima efek dari keputusan yang diambil orang lain, ya kemungkinan dihitung sebagai Kodrat, bukan Irodat. Tetapi jika masih ada efek dari kendali nafsu Anda sendiri, ya itu yang harus dipertanggungjawabkan. Nah, bagaimana pertanggungjawabannya? Udah dibahas di salah satu video Tanya Fitrah, kalau sebuah kesalahan (dosa/tindakan yang berdasarkan pengaruh nafsu) dilakukan ketika ia masih hidup, maka akibatnya harus diterima ketika hidup juga. Sebaliknya juga sama, jika kesalahan tersebut dilakukan dalam bentuk roh, maka penebusannya juga dalam bentuk roh. Mereka yang melakukan kejahatan dalam bentuk roh semacam contoh yang kita bahas, sebelum bisa kembali ke alam fana dan ikut ngantri supaya bisa lahir kembali, harus menebus terlebih dahulu kesalahan mereka di sini, dalam bentuk roh, di alam nyata. Signifikansinya apa? Ya mereka masih jauh banget perjalanannya sebelum bisa naik kelas dalam sekolah kehidupan. Bisa ketinggalan jauh banget dari individu yang sebelumnya mereka tindas.
sangat jelas dan paham... terima kasih banyak bang....